Wartawarga

Minggu, 24 April 2016

TULISAN 1_SS_AHDE




 CHARACTER BUILDING

1.                   Pengertian Membangun Karakter (Character Building)

Dari segi bahasa, membangun karakter (Character building)  terdiri dari dua kata yakni membangun (to buid) dan karakter (character). Adapun artinya "Membangun" bersifat memperbaiki, membina, mendirikan, mengadakan sesuatu. Sedangkan "Karakter" adalah tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari yang lain. Dalam konteks disini adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk membina, memperbaiki dan atau membentuk tabiat, watak, sifat kejiwaan, akhlak mulia, insan manusia sehingga menunjukan perangai dan tingkah laku yang baik berlandaskan nilai-nilai Pancasila.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat dikemukakan bahwa membangun karakter akan menggambarkan hal-hal pokok sebagai berikut :

a.       Merupakan suatu proses yang terus menerus di lakukan untuk membentuk, tabiat, watak, dan sifat-sifat kejiwaan yang berlandaskan kepada semangat pengabdian dan kebersamaan.

b.      Menyempurnkan karakter yang ada untuk terwujudnya karakter yang diharapkan dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan.

c.       Membina karakter yang ada sehingga menampilkan karakter yang kondusif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang dilandasi dengan nilai - nilai pancasila.

Membangun karakter bangsa  pada hakikatnya adalah agar suatu bangsa atau masyarakat memiliki sebgai berikut :

a.       Adanya saling menghormati dan saling menghargai diantara sesama

b.      Adanya rasa kebersamaan dan tolong menolong

c.       Adanya rasa persatuan dan kesatuan sebagai suatu bangsa

d.      Adanya rasa peduli dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

e.       Adanya moral , akhlak yang dilandaskan pada nilai-nilai agama

f.       Adanya perilaku dan sifat-sifat kejiwaan yang saling menghormati dan menguntungkan

g.      Adanya kelakuan dan tingkah laku yang senantiasa menggambarkan nilai-nilai agama, nilai-nilai hukum dan nilai-nilai budaya

h.      Sikap dan perilaku yang menggambarkan nilai-nilai kebangsaan.

Berkaitandengan hal itu, maka atas karakter suatu bangsa/masyarakat pada dasarnya dapat dikenali pada dua sifat, yaitu :

1.      Karakter yang bersifat positif, yakni suatu tabiat, watak yang menunjukan nilai-nilai positif dalam kehidupan bermasyarakat, bengbangsa dan bernegara.

2.      Karakter yang bersifat negatif, yakni tabiat, watak yang menunjukan nilai-nilai negatif terhadap kehidupann bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2.                  Nilai-nilai yang membangun karakter

Dikatakan penting karena karakter mempunyai makna atau nilai yang sangat mendasar untuk mempengaruhi segenap pikiran, tindakan dan perbuatan setiap insan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Nilai yang dimaksud adalah :

1.      Kejuangan
2.      Semangat
3.      Kebersamaan atau Gotong royong
4.      Kepedulian atau solider
5.      Sopan santun
6.      Persatuan dan kesatuan
7.      Kekeluargaan
8.      Tanggung Jawab 

Nilai-nilai seperti ini tampaknya cenderung semakin luntur dalam kehidupan berbangsa di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini dapat dilihat secara jelas bahwa misalnya berbagai kasus konflik sosial dan komunal yang marak terjadi di berbagai daerah dengan penyebab yang sepele. Konflik horizontal antar etnik atau konflik yang membawa issue yang mencerminkan ketidakkukuhan nilai-nilai kebangsaan di masyarakat. Seandainya kekukuhan nilai, senantiasa terwujud dalam kehidupan setiap insan manusia Indonesia, maka konflik yang banyak merenggut itu tentu tidak akan terjadi.

Mengiingat karakter suatu masyarakat, bangsa dan negara mempunyai nilai dan makna yang sangat strategis, maka faktor-faktor yang perlu dan senantiasa diperhatiakan antara lain :

1.      Ideologi
2.      Politik
3.      Ekonomi
4.      Sosial Budaya
5.      Agama
6.      Normatif (Hukum dan peraturan perundangan)
7.      Pendidikan
8.      Lingkungan
9.      Kepemimpinan

Campbell dan R. Obligasi (1982) menyatakan ada beberapa faktor yang berpengaruh dalam pembentukan karakter seseorang:

1.      Faktor keturunan
2.      Pengalaman masa kanak-kanak
3.      Pemodelan oleh orang dewasa atau orang yang lebih tua
4.      Pengaruh lingkungan sebaya
5.      Lingkungan fisik dan sosial
6.      Subtansi materi di sekolah atau lembaga pendidikan lain
7.      Media massa

Untuk mengembangkan karakter yang baik perlu ada suatu penentuan dan pendefinisian kualitas karakter yang akan ditanamkan sehingga dapat dimengerti oleh semua orang antara lain dengan memberikan ilustrasi-ilustrasi atau aktivitas.


3.                  Pilar-pilar pembangun karakter 

1.      Kasih sayang
2.      Penghargaan
3.      Pemberian ruang untuk pengembangan diri
4.      Kepercayaan
5.      Kerja sama
6.      Saling berbagi
7.      Saling memotivasi
8.      Saling mendengarkan
9.      Saling berinteraksi secara positif
10.  Saling menanamkan nilai-nilai moral
11.  Saling mengingatkan dengan ketulusan hati
12.  Saling menularkan antusiasme
13.  Saling menggali potensi diri
14.  Saling mengajari dengan kerendahan hati
15.  Saling menginspirasi
16.  Saling menghormati perbedaan

Character Building dalam Rangka Membangun Karakter Bangsa yang Mandiri dan Unggul
Berdasarkan uraian yang telah disampaikan sebelumnya, salah satu faktor-faktor yang membangun karakter adalah pendidikan, untuk itu dalam rangka membangun karakter suatu bangsa salah satunya adalah melalui pendidikan karakter, Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

a.       kekuatan spiritual keagamaan
b.      pengendalian diri
c.       kepribadian
d.      kecerdasan
e.       akhlak mulia
f.       keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 

Sedangkan Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pembentukan Character didapatkan dan di implementasikan melalui :

a.       Lingkungan Keluarga ( Home )
b.      Lingkungan Kerja Kantor ( Bussines )
c.       Lingkungan Sekolah ( School )
d.      Lingkungan Kerabat atau Pergaulan ( Community )

4.                  Tujuan pembangunan karakter

Tujuan dari pembangunan karakter adalah untuk mengembangkan karakter bangsa agar mampu mewujudkan nilai-nilai luhur Pancasila. 

5.                  Fungsi pembangunan karakter 

Pembangunan karakter ini berfungsi untuk mengembangkan potensi dasar agar berbaik hati, berpikiran baik, dan berperilaku baik memperbaiki perilaku yang kurang baik dan menguatkan perilaku yang sudah baik serta menyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur Pancasila. Ruang lingkup pembangunan karakter ini mencakup keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik, pemerintah, dunia usaha, dan media masa.

6.                  Tahap – tahap untuk Pembangunan karakter

1.      Personaltransformation

Hal penting dalam membangun karakter adalah membangun ikatan antara nilai tersebut dengan suara hati manusia yang terdalam (inner voice) sehingga setiap individu menjalankan nilai tersebut bukan karena kewajiban, dalam tataran intelektual, juga bukan karena takut pada pimpinan, dalam tataran emosional, melainkan sebagai sebuah komitmen spiritual mereka kepada
sang pencipta. bagi sebuah institusi, menanamkan nilai di dalam diri setiap individu yang terlibat di dalamnya, sangatlah penting. Seperti kita ketahui, sebagus apapun sistem yang berlaku namun apabila individu sebagai pelaksana sistem berperilaku menyimpang dan melanggar nilai tersebut maka akan menimbulkan kerugian. Lebih penting lagi adalah membangun ikatan antara nilai tersebut dengan suara hati manusia yang terdalam (inner voice) sehingga setiap individu menjalankan nilai tersebut bukan karena kewajiban dalam tataran intelektual, juga bukan karena takut pada pimpinan dalam tataran emosional, melainkan sebagai sebuah komitmen spiritual mereka kepada Sang Pencipta dan mengubah paradigma seseorang akan arti sebuah kebahagiaan dan pekerjaan. Jika selama ini makna kebahagiaan hanya sesuatu yang bersifat materi dan emosional maka melalui training ini peserta akan diajak menemukan kebahagiaan lain yaitu spiritual happiness, sehingga hidup menjadi lebih bermakna dan bernilai (meaning & values).

– Manfaat bagi sekitar

Menanamkan nilai dan prinsip moral, sebagai panduan etika, serta meningkatkan komitmen setiap individu untuk menjalankannya
Memberikan makna bekerja kepada setiap individu sehingga meningkatkan loyalitas dan juga produktivitas

– Manfaat Bagi Pribadi

Mampu menemukan kebahagiaan spiritual sehingga memandang pekerjaan bukan beban melainkan sebuah pengabdian dan panggilan jiwa(vocation/calling)

II. Mission & Character Building

Pentingnya sebuah penetapan misi yang terinternalisasi di dalam setiap individu sehingga mampu mendorong sebuah keberhasilan. Kemudian, setelah menetapkan Visi – Misi, harus dilakukan pembentukan karakter sumber daya manusia yang diperlukan agar Visi – Misi tersebut dapat diwujudkan.
Presiden Direktur perusahaan Coca Cola Amerika, Robert Woodruff, pada 1923-1935, memiliki misi “Kapan saja, di mana saja, minum Coca Cola”. Artinya, dimanapun Anda berada selalu minum Coca Cola. Inilah yang memberikan kekuatan dan dorongan kepada jajaran direksi, manajemen hingga ke tingkat karyawan terendah mereka untuk merambah dunia. 

Contoh tersebut menunjukkan pentingnya sebuah penetapan misi yang terinternalisasi di dalam setiap individu sehingga mampu mendorong sebuah keberhasilan. Kemudian, setelah menetapkan Visi – Misi, harus dilakukan pembentukan karakter sumber daya manusia yang diperlukan agar Visi – Misi tersebut dapat diwujudkan. 

Integrasikan misi kehidupan yang seringkali terpisah: antara pribadi dengan insitusi tempat bekerja, antara dunia dengan akhirat, antara pribadi dengan pasangan dan keluarga. Selain itu, training ini juga akan membentuk karakter yang tangguh dengan cara mengubah paradigma dalam melihat sebuah masalah, bukan lagi sebagai sebuah beban melainkan kesempatan untuk menempa diri.

– Manfaat Bagi Pribadi

Mampu menyelaraskan Visi – Misi pribadi dengan Visi – Misi Perusahaan sehingga bekerja bukan lagi sebuah beban
Mampu menyelaraskan Visi – Misi pribadi dengan Visi – Misi Pasangan serta Keluarga sehingga keharmonisan dalam lingkungan pribadi akan
mendorong produktivitas dalam pekerjaan
Mampu memaknai setiap tantangan sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri sehingga dapat bekerja dalam tekanan/stress

III. SELF CONTROL & COLLABORATION

Kelemahan yang tidak terkontrol dapat menjadi sumber runtuhnya sebuah institusi begitu pula dengan kekuatan yang tidak sinergis.
Setelah membangkitkan visi-misi dan membangun karakter, langkah selanjutnya adalah mengelola kelemahan agar potensi yang dimiliki dapat dikeluarkan serta membangun kolaborasi antar individu maupun antar bagian. Mengapa pengelolaan kelemahan dan kekuatan serta kolaborasi menjadi sangat penting? Karena kelemahan yang tidak terkontrol dapat menjadi sumber runtuhnya sebuah institusi begitu pula dengan kekuatan yang tidak sinergis.

– Manfaat Bagi Pribadi

Mampu mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan diri sehingga dapat senantiasa dapat mengendalikan emosi
Mampu meminimalisir sifat negatif dan mengeluarkan sifat positif sehingga dapat bekerjasama dengan baik, dalam sebuah tim

IV. TOTAL ACTION

Semua persyaratan bagi sebuah institusi untuk maju telah terpenuhi, namun mengapa target masih belum tercapai? Jawabannya adalah kesenjangan eksekusi.
Visi telah ditetapkan, Misi telah ditentukan, Nilai telah terinternalisasi kokoh ke dalam karakter yang komit untuk menghadapi segala ujian & tantangan. Lebih lanjut, seluruh potensi dan kelemahan telah diidentifikasi dan masing-masing bagian telah berkolaborasi secara strategis. Semua persyaratan bagi sebuah institusi untuk maju telah terpenuhi, namun mengapa target masih belum tercapai? Jawabannya adalah kesenjangan eksekusi.
Kesenjangan eksekusi terjadi karena pelaksanaan di lapangan tidak sesuai dengan rencana strategis yang sudah ditentukan, baik itu dari segi waktu maupun kualitas pekerjaannya. Tanamkan sebuah kesadaran bahwa waktu yang dimiliki untuk mewujudkan visi, sangat terbatas dan kesempatan tidak datang untuk kedua kali. Oleh karena itu, setiap individu harus disiplin dan konsisten dalam menjalankan tugas serta rencana.

– Manfaat Bagi Pribadi

Mampu memahami bahwa tidak ada kesempatan kedua sehingga senantiasa melakukan yang terbaik
Mampu memahami bahwa waktu terbatas sehingga disiplin dalam menjalankan rencana kerja

Contoh penerapan karakter yang baik 

Pendekatan Pembelajaran Pada Anak Usia Dini (AUD) 



Pendidikan anak usia dini bertujuan untuk membantu meletakkan dasar ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya. Pendidikan anak usia dini pada umumnya diarahkan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal dan menyeluruh sesuai dengan norma-norma dan nilai- nilai kehidupannya. Melalui pendidikan, anak diharapkan dapat mengembangkan segenap potensi yang dimilikinya – agama, intelektual, sosial, emosi, dan fisik, memiliki dasar-dasar agama yang dianutnya, memiliki kebiasaan-kebiasaan prilaku yang diharapkan, menguasai sejumlah pengetahuan dan keterampilan dasar sesuai dengan kebutuhan dan tingkat perkembangan, serta memiliki motivasi dan sikap belajar yang positif.

Kepedulian terhadap pendidikan anak usia dini menunjukkan akan esensi pendidikan itu sendiri dalam merespon tantangan dan persaingan dewasa ini. Sejak lama banyak ahli (Montessori, Peabody, Froebel, Ki Hajar Dewantara, Cuisenaire) yang memandang anak usia dini sebagai fase yang sangat fundamental bagi perkembangan kepribadian dasar individu. Meskipun ada pola-pola perkembangan umum yang lajim dilalui oleh anak, variasi individual antar anak yang satu dengan anak yang lainnya tetap ada. Masing-masing anak merupakan pribadi yang unik dan menarik.

Dengan demikian perilaku orang dewasa yang lain yang dapat membantu perkembangan anak adalah dengan memberikan umpan balik yang positif, bersikap terbuka, melakukan negosiasi, mau mendengar, adanya kedekatan emosional sehingga anak merasa dihargai, diterima dan diakui. Selain itu dengan memberikan berbagai perangsangan tersebut anak diharapkan dapat mengatur perasaan dan emosinya sendiri yang kemudian dapat berpengaruh terhadap hubungan sosial mereka kelak.

ANALISIS :

Jadi pembentukan karakter itu sangat dibutuhkan bagi semua orang karena suatu karakter bisa mencerminkan bagaimana seseorang itu berprilaku baik atau buruk sampai dewasa. pembentukan karakter pertama kali bisa didapatkan didalam keluarga bagaimana orang tua mendidik anaknya dengan baik, berprilaku sopan, dan bagaimana cara bisa mengerti keadaan orang lain, selanjutnya karakter juga bisa didapatkan dari sekolah tingkat PAUD, SD, SMP, SMA,  bagaimana seorang anak bisa mengerti lingkungan disekitarnya tanpa harus berprilaku merugikan orang lain dan diri sendiri, pembentukan karakter juga akan bersifat negatif apabila kita salah bergaul dengan orang-orang yang kurang baik, akan tetapi kita juga bisa menjadikan sesuatu yang kurang baik menjadi baik karena karakter yang kurang baik bisa menjadikan suatu pelajaran bagi kita semua untuk mengerti dengan keadaan sekitar kita dan menimbulkan rasa kepedulian kita terhadap orang lain untuk saling membantu, bergotong royong dan berteman dengan baik.



Tanggal Akses : 21 April 2016 07.37 pm

http://duniabembi.blogspot.co.id/2013/05/membangun-karakter-character-building.html Kamis, 16 Mei 2013