Wartawarga

Selasa, 29 Desember 2015

Potensi Diri: Harta Karun Tersembunyi Yang Perlu Digali



Apa yang Anda rasakan saat melihat atau mendengar kesuksesan seseorang?


Terutama di jaman social media ini, Anda akan dengan mudah menemukan status atau foto-foto yang menunjukkan keberhasilan seseorang di suatu bidang. Entah itu berhasil deal project besar, screenshot penghasilan yang didapatkan dari internet, pencapaian tingkatan jabatan tertentu, atau bahkan sekedar foto-foto saat jalan-jalan ke luar negeri.


Apa yang Anda rasakan?
Ikut senang dengan pencapaian mereka
Terpicu semangat untuk bisa seperti mereka
Tidak suka dan langsung nyinyir mengatakan mereka pamer


Tapi selain tiga perasaan di atas, ternyata ada juga yang punya perasaan lainnya yaitu:


“Iri dengan pencapaian mereka, ingin seperti mereka, tapi merasa tak berdaya, merasa tak mungkin bisa mencapai semua itu karena merasa tidak mampu menjadi seperti mereka”.


Apakah ada di antara Anda yang merasa seperti itu?


Kalau iya, maka mari kita lihat rasa tidak mampu ini dari dua sisi.


Pertama, pernyataan tersebut keliru.


Kenapa? Karena belum tentu Anda tidak mampu. Anda mungkin tidak berbakat, tapi bukan berarti tidak akan pernah mampu.


Bagaimana Anda tahu kalau Anda mampu atau tidak?


Satu-satunya cara adalah “mencoba dan berusaha semaksimal mungkin”.


Tetapi hati-hati dengan ilusi rasa tidak mampu ketika Anda terlalu cepat menyerah padahal usaha belum optimal, karena bisa terjadi pada saat baru juga mencoba sedikit Anda sudah menyimpulkan dan membuat keputusan bahwa Anda tidak mampu.


Sebagai contoh, Anda merasa pemalu dan tidak mampu berpromosi walaupun hanya sekedar menulis status jualan di social media. Tapi jika Anda tidak berpromosi maka tidak akan ada seorangpun yang tahu apa yang Anda jual.


Lalu ketika Anda akhirnya memberanikan diri untuk menulis status bahwa Anda menjual kopi sachet merek A, dan ternyata tidak ada respon dari seorang pun, bahkan di-like pun tidak, Anda pun langsung menyimpulkan bahwa jualan Anda tidak laku, lalu Anda mundur dan tidak berani jualan lagi.


Apakah itu usaha yang maksimal?


Tentu saja bukan. Kita tidak bisa mengukurnya hanya lewat satu dua kali promosi. Karena yang namanya promosi bukanlah sekedar pasang status bahwa kita menjual sesuatu. Bagaimana cara kita menjualnya pun memegang peranan yang penting.


Kalau Anda menyimpulkan Anda tidak mampu jualan padahal actionnya baru satu sisi saja, sudah begitu baru satu dua kali (dalam hal ini pasang status promosi), maka usaha Anda tidak bisa dibilang maksimal.


Ada kalanya kita perlu melakukan lebih dari satu langkah. Dalam contoh kasus ini adalah berani untuk berpromosi, dan yang kedua adalah belajar bagaimana cara berpromosi.


Kemudian tak kalah pentingnya adalah bersabar dalam ikhtiar, karena belum tentu hasilnya kelihatan dalam waktu yang singkat. Bukan hal baru dalam dunia penjualan, kita sudah sering mendengar orang-orang yang akhirnya berhasil menjual setelah mengalami banyak penolakan.


Kedua, pernyataan tersebut ada benarnya.


Apa maksudnya?


Apakah ini berarti bahwa ketika seseorang merasa tidak mampu, maka dia memang tidak akan pernah mampu?


Bukan. Mari kita baca kembali kalimat yang telah disebutkan di atas.


“Iri dengan pencapaian mereka, ingin seperti mereka, tapi merasa tak berdaya, merasa tak mungkin bisa mencapai semua itu karena merasa tidak mampu menjadi seperti mereka”.


Kalimat terakhir dalam pernyataan tersebut berbunyi: “…karena merasa tidak mampu menjadi seperti mereka.”


Mari kita lihat dari sudut pandang lain, karena tidak mampu menjadi seperti orang lain bisa juga berarti:


“Kita tidak akan pernah bisa menjadi orang lain, karena kita tidak perlu menjadi orang lain, sebab kita harus menjadi diri sendiri yang sukses di jalan kita sendiri!”


Setiap manusia diturunkan ke bumi ini dengan dibekali potensi masing-masing. Ada yang memanfaatkannya untuk meraih kesuksesan, tapi ada juga yang tidak mau menggalinya dan hanya bisa pasrah membiarkan hidup berjalan apa adanya.


Jadi sangatlah tidak mungkin jika kita tidak bisa apa-apa, bahkan sering kita lihat orang yang cacat pun masih ada yang tetap semangat untuk berkarya. Kalau tubuh kita sempurna tapi masih mengeluhkan tidak bisa apa-apa, maka pertanyaannya adalah:
Sudahkah Anda belajar agar menjadi BISA melakukan sesuatu?
Sudahkah Anda menggali apa potensi yang Anda miliki?
Bagaimana kalau ternyata Anda bisa menjadi lebih baik dan lebih sukses?


Orang-orang sukses adalah orang yang percaya diri dengan kemampuannya, bahkan meskipun ada yang awalnya ragu dan tidak yakin bahwa mereka mampu, tapi setelah dicoba akhirnya mereka tahu bahwa mereka ternyata mampu.


Karena itu bagi Anda yang tidak tahu apa potensi yang Anda miliki, maka beberapa tips berikut bisa Anda coba:
Ikuti tes bakat dan kemampuan seperti talent mapping yang sekarang banyak tersedia di mana-mana. Meskipun tidak selalu 100% akurat, tetapi minimal dari situ Anda bisa mendapatkan gambaran potensi apa yang Anda miliki dan bisa Anda kembangkan.
Buatlah list tentang bidang yang Anda suka, lalu cobalah jalankan satu dulu yang paling klik di hati Anda, dan fokuslah di sana sampai hasilnya kelihatan.
Kontras dengan poin sebelumnya, buatlah list tentang hal-hal yang tidak Anda sukai, yang mungkin Anda hindari karena Anda menganggapnya ribet atau sulit. Tetapi bukan mustahil justru dari hal-hal yang tidak Anda sukai ini lah jalan kesuksesan Anda terbuka, karena ternyata kuncinya Anda hanya harus berani untuk mencoba.


“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” (Al-Baqarah:216)


Ketika Anda menganggap sulit sesuatu hal, belum tentu karena hal tersebut benar-benar sulit, melainkan mungkin karena Anda tidak percaya diri untuk melakukannya, takut gagal, takut dengan penilaian orang lain sehingga terbentuklah mental block yang menghambat kemajuan Anda.


Karena itu, jika krisis percaya diri adalah masalah yang menghambat Anda untuk menggali potensi yang Anda miliki, maka hal pertama yang harus Anda lakukan adalah belajar untuk menjadi lebih percaya diri.


Tanpa rasa percaya diri kita akan cenderung tidak berani mencoba hal-hal baru yang sebenarnya bagus untuk kemajuan hidup kita. Ada banyak sekali metode dan cara meningkatkan percaya diri, tetapi Anda bisa mulai dengan percaya pada Sang Pencipta Diri, percaya bahwa tidak mungkin Allah menciptakan Anda tanpa dilengkapi dengan perbekalan berupa kemampuan untuk mengarungi kehidupan ini.


Semua orang punya potensi, termasuk Anda, bahkan sekecil dan seremeh apapun potensi itu di mata Anda atau orang lain. Misalnya Anda terbiasa memasak nasi goreng untuk sarapan dan ternyata nasi gorengnya enak menurut banyak orang, maka bukan tidak mungkin Anda punya potensi untuk sukses sebagai pengusaha kuliner dengan menu utama nasi goreng bahkan meskipun Anda tidak pernah menduga sebelumnya dan tidak pernah merencanakan untuk menuju ke sana.


Jika saat ini Anda merasa frustasi karena orang lain sudah sukses sedangkan Anda masih jalan di tempat karena hidup Anda masih begitu-begitu juga dari tahun ke tahun, maka inilah yang bisa Anda lakukan:
Berhentilah untuk membandingkan diri dengan orang lain, Anda punya jalur kesuksesan sendiri.
Gali potensi Anda sendiri, eksplorasi kemampuan Anda dengan melakukan hal-hal yang Anda suka maupun yang Anda hindari selama ini.
Bangun keyakinan bahwa Anda layak untuk sukses dengan segenap potensi yang telah dianugerahkanNya kepada Anda.


Tak kalah penting, ubah pula definisi Anda tentang sukses, terutama jika definisi Anda tentang sukses adalah materi dan pengakuan dari orang lain.


Materi hanyalah bagian terkecil dari kesuksesan, pengakuan dari orang lain hanyalah efek dari pencapaian yang tidak perlu dijadikan tujuan, sedangkan kesuksesan sejati adalah menjadi pribadi yang dekat dengan Allah yang menggunakan segenap potensinya untuk kebaikan umat demi menggapai ridhaNya dan sebagai bekal menuju kehidupan akhirat.






Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar