Sabtu, 31 Januari 2015
Pelaku Ekonomi dan Peran Pelaku Ekonomi
1. Pelaku-Pelaku ekonomi
Dalam kehidupan ini setiap orang selalu melakukan kegiatan ekonomi yang berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain, sehingga terdapat beberapa pelaku kegiatan ekonomi, antara lain: Konsumen, produsen, pemerintah, dan masyarakat luar negeri.
a. Rumah Tangga Konsumsi (Konsumen)
Rumah Tangga konsumsi dapat disebut sebagai konsumen. Konsumen adalah rumah tangga yang melakukan kegiatan konsumsi untuk memenuhi kebutuhan. Rumah tangga konsumsi membutuhkan barang dan jasa dari rumah tangga produksi. Jadi, barang dan jasa yang dihasilakan dari rumah tangga produksi digunakan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga konsumsi.Rumah tangga konsumen merupakan penyedia factor produksi. Mereka akan memperoleh penghasilan sewa, upah atau gaji, bunga, dan laba dari penyerahan factor produksi.Penghasilan yang mereka peroleh menjadi sumber daya beli terhadap barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Tidak semua penghasilan untuk konsumsi, sebagian untuk membayar pajak dan ditabung.
b. Rumah Tangga Produksi (Perusahaan)
Rumah tangga produksi adalah suatu rumah tangga ekonomi yang berfungsi memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi kebututhan masyarakat. Untuk melakukan proses produksi dari rumah tangga konsumen dan akhirnya memperoleh output sesuai dengan keinginan. Rumah tangga produsen akan akan memperoleh pendapatan dari penjualan barang dan jasa yang diproduksinya. Sementara pengeluaran biaya operasional, pembelian factor produksi, dan pembayaran pajak kepada pemerintah.
c. Rumah Tangga Negara (Pemerintah)
Rumah tangga Negara adalah suatu rumah tangga ekonomi yang dijalankan oleh pemerintah degan maksud mewujudkan salah satu tujuan nasional, yaitu mewujudkan kesejahteraan umum.
d. Masyarakat Ekonomi Luar Negeri
Masyarakat luar negeri adalah pelaku ekonomi yang sangat penting. Berbagai kerja sama dalam bidang ekonomi dilakukan dengan masyarakat luar negeri untuk mempelancar arus perdagangan.
2. Peran Pelaku-Pelaku Ekonomi
a. Rumah Tangga Konsumsi (Konsumsi)
Rumah tangga konsumsi memiliki beberapa peranan dalam kegiatan ekonomi yang meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Sebagai Konsumen
Sebagai konsumen, rumah tangga konsumsi berperan mengonsumsi barang dan jasa yang dihasilkan oleh rumah tangga produksi.
2. Sebagai Pemasok atau Pemilik Faktor Produksi
Faktor produksi yang ditawarkan kepada perusahaan dapat beruapa tanah, tenaga kerja, modal, dan keahlian. Sebagai pemasok atau pemilik factor produksi, rumah tangga konsumsi juga berhak menerima imbalan berupa sewa tanah, upah atau gaji, dan laba.
3. Sebagai Penerima Imbalan
Imbalan berupa:
a. Sewa tanah (bagi yang menyewakan tanah)
b. Upah atau gaji (bagi yang menjadi tenaga kerja)
c. Bunga modal (bagi yang memberikan modal), dan
d. Laba (bagi yang mengandalkan keahlian baik sewa, upah, bunga, dan laba).
b. Rumah Tangga Produksi
Peranan Rumah tangga produksi dalam kegiatan ekonomi sebagai berikut.
1. Sebagai produsen
Sebagai produsen, rumah tangga produksi menghasilkan barang dan jasa yang diperlukan oleh rumah tangga konsumsi pada khususnya masyarakat pada umumnya.
2. Sebagai Pengguna Faktor Produksi
Supaya dapat menghasilkan barang dan jasa, perusahaan memerlukan beberapa factor produksi yang berupa SDA, bahan baku, modal, tenaga kerja, dan keahlian. Perusahaan mendapat factor-faktor produksi tersebut dari rumah tangga konsumsi.
3. Sebagai Agen Pembangunan
Sebagai agen pembangunan, berarti rumah tangga produksi berperan membantu pemerintah dalam kegiatan pembangunan, seperti membuka lapangan kerja, membangun infrastruktur, meningkatkan kualitas SDM, dsb.
c. Rumah Tangga Negara (Pemerintah)
1. Sebagai Pengatur
Pemerintah harus mengatur lalu lintas perekonomian dalam negeri untuk mrnjaga stabilitas ekonomi dan mencegah terjadinya kekacauan, serta hal-hal yang dapat menimbulkan kerugian bagi rakyat banyak. Hal ini dapat dilakukan dengan membuat UU, melakukan pengawasan, serta menetapkan kebijakan fiscal dan moneter.
2. Sebagai Konsumen
Untuk melaksanakan tugas-tugasnya, pemerintah juga memerlukan barang dan jasa. Misalnya, untuk keperluan kantor dan dan instansi, pemerintah memerlukan berbagai peralatan. Selain itu, untuk kesejahteraan rakyat pemerintah harus mengalokasikan anggaran untuk menyediakan sarana dan prasarana publik, seperti jalan, jembatan, rumah sakit, sekolah, dsb.
3. Sebagai Produsen (Investor)
Pemerintah juga bertindak sebagai produsen dengan menjalankan berbagai perusahaan milik Negara. Khususnya produksi barang dan jasa yang vital bagi kepentingan Negara dan bagi kesejahteraan masyarakat.
Seperti Perusahaan Listrik Negara (PLN), Pertamina, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), dsb.
d. Masyarakat Ekonomi Luar Negeri
1. Sebagai Konsumen
Sebagai konsumen dari produk barang dan jasa yang dihasilkan yaitu barang dan jasa kita ekspor ke luar negeri.
2. Sebagai Produsen
Artinya mereka mengekspor barang kepada Negara kita dan kita mengonsumsinya dengan cara menginpor barang dan jasa yang mereka hasilkan.
3. Sebagai Investor
Artinya mereka bertindak sebagai penanam modal, hal ini dikarenakan mereka mempunyai dana yang lebih banyak.
4. Sebagai Sumber Tenaga Ahli
Negara-negara maju banyak memiliki tenaga-tenaga ahli di setiap bidang pekerjaaan. Untuk memenuhi kekurangan tenaga-tenaga ahli di dalam negeri, kita memenuhinya dari Negara-negara maju tersebut.
Tujuan dan faktor produksi
1. Pengertian dan Tujuan Produksi
Membicarakan masalah produksi tidak bisa lepas dari kata produk, produsen, dan produktif. Produk adalah barang/jasa yang dihasilkan oleh produsen. Produsen adalah orang atau badan yang berfungsi sebagai pihak yang menyediakan atau menghasilkan barang atau jasa. Sedangkan produktif dapat diartikan semua usaha serta daya dan kemampuan yang bisa menunjang proses produksi. Dalam ilmu ekonomi produksi dapat diartikan setiap usaha atau kegiatan manusia untuk menciptakan atau menambah daya guna suatu benda\jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Tujuan produksi, antara lain sebagai berikut.
a. Memperbanyak jumlah barang\jasa.
b. Menghasilkan barang dan jasa yang berkualitas tinggi.
c. Memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan peradapan, budaya, dan teknologi.
d. Mengganti barang yang rusak.
e. Memenuhi pasar dalam negeri untuk kebutuhan perusahaan dan rumah tangga.
f. Memenuhi kebutuhan pasar.
g. Memperoleh keuntungan.
h. Meningkatkan kemakmuran.
2.Proses Produksi dan Faktor Produksi
Proses produksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan melalui tahap-tahap tertentu untuk menghasilkan atau menambah manfaat barang atau jasa. Melalui proses produksi akan menghasilkan barang atau jasa.
Hasil produksi yang berupa barang atau jasa dibedakan sebagai berikut.
a) Produk Barang
1. Barang konsumsi (comsumption goods) adalah barang-barang yang langsung dapat digunakan untuk memuaskan kebutuhan konsumen.
2. Barang modal (capital goods)adalah barang-barang yang berguna untuk menghasilkan barang lain. Brang modal terdiri dari barang modal yang tahan lama dan barang modal tidak tahan lama.
b) Produk jasa
Produk jasa terdiri dari dua macam, antara lain sebagai berikut.
1. Produk jasa langsung, misalnya perawatan dokter, pengajaran dari guru, pergelaran musik, dan sebagainya.
2. Produk jasa tidak langsung, misalnya pengangkutan, perbankan, pergudangan, dan sebagainya.
Untuk melakukan kegiatan produksi diperlukan bahan-bahan yang digunakan untuk melakukan proses produksi. Bahan-bahan tersebut sebagi faktor produksi. Jadi, faktor produksi adalah semua unsur yang menopang usaha penciptaan niali atau usaha memperbesar nilai barang atau jasa.
Dalam ilmu ekonomi faktor produksi terdiri dari 4 macam, yaitu sebagai berikut.
a. Faktor Produksi Tanah atau Sumber Daya Alam
Faktor produksi tanah mutlak harus ada pada setiap proses produksi. Faktor produksi tanah adalah segala sesuatu yang berasal dari alam.
b. Faktor Produksi Tenaga Kerja
Faktor tenaga kerja disebut juga sumber daya manusia, yaitu semua kemampuan baik jasmani maupun rohani yang dapat disumbangkan untuk memungkinkan dilakukannya produksi barang atau jasa.
c. Faktor Produksi Modal
Faktor produksi modal yang dimaksud adalah barang-barang modal yang meliputi semua jenis barang yang digunakan untuk menunjang kegiatan produksi barang-barang lain termasuk menghasilkan jasa dan modal berupa uang yang tersedia di perusahaan untuk membeli mesin-mesin serta factor produksi lainnya.
d. Faktor Produksi Keahlian
Dalam proses produksi, keahlian mempunyai peran yang penting dibandingkan factor produksi lainnya. Setiap tenaga kerja perlu mempunyai keahlian sesuai dengan tugasnya masing-masing untuk menjalankan produksinya.
Pola Perilaku Konsumen
A. Pola Prilaku Konsumen
a. Perilaku Konsumsi Rasional
Adalah perilaku konsumen yang didasari atas pertimbangan rasional (nalar) dalam mengonsumsi suatu produk. Konsumen dikatakan rasional, jika dalam mengonsumsi suatu barang mempertimbangkan hal-hal berikut.
1) Produk tersebut mampu memberikan kegunaan optimal (optium utility) bagi konsumen.
2) Produk tersebut benar-benar dibutuhkan konsumen.
3) Mutu produk terjamin.
4) Harga terjangakau dan sesuai dengan kemampuan konsumen yang membeli.
b. Perilaku Konsumen Tidak Rasional
Tindakan dalam belanja dapat dikatakan tidak rasional jika seorang konsumen memutuskan membeli barang tanpa pertimbangan yang baik. Perilaku konsumen yang tidak rasional, antara lain sebagai berikut.
1) Membeli barang hanya tertarik dengan iklannya.
2) Tertarik membeli barang hanya karena mereknya yang terkenal.
3) Mmebeli barang hanya karena obral atau untuk memperoleh bonus.
4) Konsumsi hanya untuk pamer atau gengsi bukan karena kebutuhan akan barang tersebut.
c. Kepuasan Konsumen terhadap Produk
Kepuasan dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mencerminkan kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen dapat terpenuhi melalui produk yang dikonsumsi. Rasa puas dalam menggunakan suatu barang dapat diwujudkan dalam sifat loyal terhadap barang tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dan ekspektasi konsumen, menurut Vincent Gasperz, yaitu sebagai berikut.
1) Kebutuhan dan keinginan.
2) Pengalaman masa lalu.
3) Pengalaman dari teman.
4) Komunikasi iklan dan pemasaran.
d. Karakteristik Produk yang Diinginkan Konsumen.
Konsumen dalam mengonsumsi suatu produk akan memilih yang lebih baik, tidak cacat, dan tidak kadaluwarsa. Tidak semua produk yang dihasilkan akan dikonsumsi konsumen. Pada umumnya konsumen akan memilih produk yang memiliki karakteristik sebagai berikut.
1) Lebih murah
Biasanya produk yang lebih murah harganya lebih diinginkan konsumen. Karakteristik lebih murah berkaitan dengan biaya produksi. Jika produsen bisa menghasilkan produk yang lebih murah konsumen akan lebih tertarik karena factor harga merupakan pertimbangan paling penting bagi konsumen dalam melakukan pembelian.
2) Lebih Cepat
Karakteristik lebih cepat berkaitan dengan waktu. Konsumen menginginkan produk yang mudah didapat serta berada di mana saja sehingga konsumen tidak kerepotan dalam mengonsumsi suatu produk.
3) Lebih Baik
Karakteristik lebih baik berkaitan dengan kualitas produk. Produk dengan kualitas lebih baik tentu akan lebih banyak dikonsumsi daripada produk yang kualitasnya kurang baik.
HEheheheeeeeee thankyouuuuuuuu:p
Perilaku konsumen dan teori tingkahlaku konsumen
A. Perilaku Konsumen
Dalam kegiatan perekonomian teori perilaku konsumen menerangkan tentang perilaku konsumen atau pembeli dalam mengalokasikan pendapatannya. Konsumen menggunakan pendapatannya untuk mengonsumsi suatu barang atau jasa bedasarkan besarnya kepuasan dari suatu barang tersebut.
1.Pengertian konsumsi
Dalam pengertian ilmu ekonomi, konsumsi ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan faedah suatu benda (barang dan jasa) dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Namun demikian, kita harus berhati-hati dalam menentukan apakah suatu kegiatan dalam menggunakan suatu benda tersebut termasuk ke dalam lingkup konsumsi atau tidak.
Dengan kata lain konsumsi secara umum dapat diartikan sebagai kegiatan memakai,menggunakan,atau memanfaatkan barang atau jasa.
2.Tujuan konsumsi
Konsumsi secara umum bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk memperoleh kepuasan setinggi-tingginya dan mencapai tingkat kemakmuran.
3.Teori tingkah laku konsumen
Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan,yaitu pendekatan nilai guna (utility) cardinal dan pendekatan nilai guna ordinal.
a.Pendekatan Nilai Guna (Utility) Kardinal
Disebut juga sebagai pendekatan marginal utility.Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dalam mengonsumsi suatu barang diukur secara kuantitatif dengan satuan tertentu. Semakin besar jumlah barang yang dikonsumsi semakin besar pula tingkat kepuasan konsumen.
Nilai guna (utility) diartikan sebagai kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengonsumsi barang dan jasa.
Dalam membahas mengenai nilai guna, perlu dibedakan antara dua pengertian, yaitu nilai guna total dan nilai guna marginal.
Nilai guna total adalah jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengonsumsikan sejumlah barang tertentu.
Nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu.
Teori harga dan nilai yang didasarkan pada prinsip puas dan tidak puas disebut sebagai teori marginal utility dikemukakan oleh Gossen mengemukakan dua prinsip pokok analisis teori marginal utility yang dikenal dengan hukum Gossen I dan hukum Gossen II.
Hukum Gossen I dikenal sebagai the law of diminishing marginal utility (hukum tambahan kepuasan yang semakin menurun) yang menyatakan bahwa “Jika jumlah barang yang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu terus ditambah, maka kepuasan total yang diperoleh juga bertambah. Akan tetapi, kepuasan marginal akan semakin berkurang. Bahkan bila konsumsi terus dilakukan pada akhirnya tambahan kepuasan yang diperoleh akan menjadi negative dan kepuasan total menjadi berkurang.” Konsumen akan berusaha menikmati barang atau jasa yang ia konsumsi sampai puas. Setelah kepuasan dari mengonsumsi barang atau jasa berlangsung terus-menerus akhirnya kepuasan itu akan sampai pada tingkat kejenuhan.
Hukum Gossen I membatasi jumlah objek konsumsi hanya terdiri atas satu jenis barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Masalah tersebut dirumuskan dalam Hukum Gossen II yang berbunyi:
“Seseorang konsumen akan membagi-bagi pengeluaran uangnya untuk membeli berbagai macam barang sedemikian rupa hingga kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi secara seimbang.”
b. Pendekatan Nilai Guna Ordinal
Pendekatan nilai guna ordinal digunakan karena pendekatan nilai guna cardinal memiliki beberapa kelemahan, antara lain karena pendekatan cardinal bersifat sibjektif dalam penentuan nilai guna total dan nilai guna marginal.
Kepuasan adalah sesuatu hal yang tidak mudah untuk diukur. Untuk mewujudkan prinsip pemaksiamalan kepuasan seorang konsumen dalam mengonsumsi suatu barang dengan pendapatan yang terbatas perlu adanya suatu analisis yang dikenal sebagai analisis kurva kepuasan sama. Yang meliputi dua macam kurva, yaitu kurva kepuasan sama itu sendiri dan kurva anggaran pengeluaran.
Kurva Kepuasan sama merupakan suatu kurva yang menggambarkan berbagai gabungan barang-barang yang akan memberikan kepuasan yang sama besarnya kepada konsumen. Misalnya, barang yang akan dikonsumsi orang adalah makanan dan pakaian. Konsumen memiliki kebebasan untuk menentukan kombinasi barang yang akan dikonsumsinya.
Terimakasih atas perhatiannya:)
Cinta dan restu orang tua
Nikmat Tuhan mana lagi yang engkau dustai?
tidak, tidak ada
aku bahkan tidak pernah kecewa dalam berdoa kepadaMu
kepedihan yang akan digantikan dengan sesuatu yang lebih indah yang akan digantikan oleh Tuhan hingga kau terpana dan lupa akan rasa sakit
Kini hanya saja aku sedang tidak baik-baik saja
kisah cinta dalam kebohongan
bukan perkara pura-pura mencintai dia
hanya saja berpura-pura dalam kebahagiaan yang begitu hebatnya tapi tiada arti tanpa restu
cinta akan lebih indah jika diizinkan dan direstui
benar, siapa sangka akan semua itu
jodoh memang sudah ada dan perkataan orang tua adalah benar
lalu bagaimana dengan cinta yang tidak disetujui?
bagaimana dengan hubungan yang tidak diinginkan tapi indah
bertengkar dengan diri sendiri itu lebih menyakitkan
perasaan yang menggebu bercampur dengan kerasnya hidup
lalu apa yang harus aku lakukan
meninggalkan dia yang pernah ada bahkan selalu ada? tidak
aku tidak bisa melakukannya
aku manusia yang jatuh pada kata butuh, aku membutuhkan dia
sekarang bagaimana denga kata tak direstui? aku tak mampu memberitahunya kalau hubungan ini tanpa peng-iyaan
aku tau hatinya akan hancur bahkan semakin hancur saat dia tau cintanya semakin dalam
mungkin kesalahan yang aku lakukan
aku berada dalam keraguan
keraguan tak ingin melepaskannya dan tak mampu menentang orangtua
Tuhan apa cinta yang dalam itu begitu menyakitkan
Bukankah akan lebih indah jika tak ada yang namanya "perbedaan"
bukankah akan lebih indah jika tak ada yang namanya "kasta"
Benar adanya wanita yang baik-baik hanya untuk laki-laki yang baik-baik
Tapi bagaimana dengan laki-laki yang ingin memperbaiki dirinya dengan masalalunya yang buruk
bagaimana dengan pandangan orang bahwa lelaki yang buruk akan tetap buruk
bagaimana dengan penilaian orang tanpa melihat sisi baiknya
apa tidak adil bagi mereka yang seperti itu
Semua orangtua ingin yang terbaik untuk anaknya
Mungkin saja aku masih terlalu dini untuk memahami maksud mereka
Mungkin itu yang terbaik bagiku pikirnya
dengan lelaki yang kucinta tapi yang tak mereka ingin terima
semoga hati ku tabah, bukan untuk hari ini tapi untuk setiap saat
Cinta akan membuktikan perbedaan bukanlah perpisahan
Berjanji akan membuktikan pilihan ini juga yang terbaik
Cinta yang akan diperjuangkan akan membuktikan
dan pertidaksetujuan akan menjadi persetujuan.
Rabu, 21 Januari 2015
Expansi Bisnis
Perluasan atau expansi bisnis diperlukan oleh suatu perusahaan untuk mencapai efisiensi, menjadi lebih kompetitif, serta untuk meningkatkan keuntungan atau profit perusahaan.
Ekspansi bisnis dapat dilakukan dalam beberapa metode, yakni :
1. Merger Atau Penggabungan
Merger adalah penggabungan dari dua atau lebih perusahaan menjadi satu kesatuan yang terpadu. Perusahaan yang dominan dibanding dengan perusahaan yang lain akan tetap mempertahankan identitasnya, sedangkan yang lemah akan mengaburkan identitas yang dimilikinya.
1. Merger Atau Penggabungan
Merger adalah penggabungan dari dua atau lebih perusahaan menjadi satu kesatuan yang terpadu. Perusahaan yang dominan dibanding dengan perusahaan yang lain akan tetap mempertahankan identitasnya, sedangkan yang lemah akan mengaburkan identitas yang dimilikinya.
jenis-jenis merger :
a. Merger Vertikal
Perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda level atau tingkat operasional. Contoh : Restoran cepat saji menggabungkan diri dengan perusahaan peternakan ayam.
b. Merger Horisontal
Perusahaan dalam satu industri membeli perusahaan di level operasi yang sama. Contoh : pabrik komputer gabung dengan pabrik komputer.
c. Merger Konglomerasi
Tidak ada hubungan industri pada perusahaan yang diakuisisi. Bertujuan untuk meningkatkan profit perusahaan dari berbagai sumber atau unit bisnis. Contoh : perusahaan pengobatan alternatif bergabung dengan perusahaan operator telepon seluler nirkabel.
· Alasan terbentuknya Merger yakni :
1. Meningkatkan keuntungan
2. Mengurangi resiko di dalam persaingan
3. Untuk meningkatkan pertumbuhan
4. Mendominasi pasar
5. Integrasi vertical dan integrasi horizontal
2. Akuisisi
Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh : Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain.
3. Hostile Take Over atau Pengambil Alihan Secara Paksa
Hostile take over adalah suatu tindakan akuisisi yang dilakukan secara paksa yang biasanya dilakukan dengan cara membuka penawaran atas saham perusahaan yang ingin dikuasai di pasar modal dengan harga di atas harga pasar. Pengambilalihan secara paksa biasanya diikuti oleh pemecatan karyawan dan manajer untuk diganti orang baru untuk melakukan efisiensi pada operasional perusahaan.
4. Leverage Buyout
Leverage buy out adalah teknik pengusaan perusahaan dengan metode pinjaman atau utang yang digunakan pihak manajemen untuk membeli perusahaan lain. Terkadang suatu perusahaan target dapat dimiliki tanpa modal awal yang besar.
*Motif Ekspansi*
Motif dilakukan ekpansi adalah “ motif ekonomi dan motif psychologis” Mengenai kedua motif tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Motif Ekonomi
Apabila ekspansi suatu perusahaan didasarkan pada pertimbangan untuk memperbesar atau menstabilisir laba yang diperoleh. Hal ini terjadi misalnya karena semakin besarnya permintaan terhadap produk atau jasa yang diprodusir oleh suatu perusahaan. Makin luasnya pasar bagi produksinya untuk mengimbangi tambahan permintaan atau tambahan luasnya pasar bagi produknya. Makin besarnya jumlah produksi yang dapat dijual, berarti semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan laba yang lebih besar, sehingga dengan demikian setiap pimpinan perusahaan mempunyai harapan dan keinginan untuk dapat selalu mengembangkan dan meluaskan perusahaanya.
1. Motif Psychologis
Yaitu ekspansi yang didasarkan pada “personal ambition” dari pemilik atau pimpinan perusahaan untuk memperoleh “prestige” dan “kekuasaan” yang lebih besar.
Dengan demikian bahwa ekspansi merupakan suatu bentuk perluasan usaha baik dalam meningkatkan komponen aktiva lancar, aktiva tetap atau lainnya guna sebagi motif yang meningkatkan nilai ekonomi maupun personal ambition dari pimpinan perusahaan untuk mencapai tujuan.
*Bentuk Ekspansi*
Bentuk- bentul ekspansi bisnis antara lain :
1. Join Venture
Join venture adalah Kerja sama dua pihak atau lebih dalam bidang bisnisuntuk membentuk sebuah perusahaan baru, dua pihak tersebut boleh sama-sama dari dalam negeri maupun pihak dalam negeri dan luar negeri.
a. Merger Vertikal
Perusahaan masih dalam satu industri tetapi beda level atau tingkat operasional. Contoh : Restoran cepat saji menggabungkan diri dengan perusahaan peternakan ayam.
b. Merger Horisontal
Perusahaan dalam satu industri membeli perusahaan di level operasi yang sama. Contoh : pabrik komputer gabung dengan pabrik komputer.
c. Merger Konglomerasi
Tidak ada hubungan industri pada perusahaan yang diakuisisi. Bertujuan untuk meningkatkan profit perusahaan dari berbagai sumber atau unit bisnis. Contoh : perusahaan pengobatan alternatif bergabung dengan perusahaan operator telepon seluler nirkabel.
· Alasan terbentuknya Merger yakni :
1. Meningkatkan keuntungan
2. Mengurangi resiko di dalam persaingan
3. Untuk meningkatkan pertumbuhan
4. Mendominasi pasar
5. Integrasi vertical dan integrasi horizontal
2. Akuisisi
Akuisisi adalah pembelian suatu perusahaan oleh perusahaan lain atau oleh kelompok investor. Akuisisi sering digunakan untuk menjaga ketersediaan pasokan bahan baku atau jaminan produk akan diserap oleh pasar. Contoh : Aqua diakuisisi oleh Danone, Pizza Hut oleh Coca-Cola, dan lain-lain.
3. Hostile Take Over atau Pengambil Alihan Secara Paksa
Hostile take over adalah suatu tindakan akuisisi yang dilakukan secara paksa yang biasanya dilakukan dengan cara membuka penawaran atas saham perusahaan yang ingin dikuasai di pasar modal dengan harga di atas harga pasar. Pengambilalihan secara paksa biasanya diikuti oleh pemecatan karyawan dan manajer untuk diganti orang baru untuk melakukan efisiensi pada operasional perusahaan.
4. Leverage Buyout
Leverage buy out adalah teknik pengusaan perusahaan dengan metode pinjaman atau utang yang digunakan pihak manajemen untuk membeli perusahaan lain. Terkadang suatu perusahaan target dapat dimiliki tanpa modal awal yang besar.
*Motif Ekspansi*
Motif dilakukan ekpansi adalah “ motif ekonomi dan motif psychologis” Mengenai kedua motif tersebut diuraikan sebagai berikut :
1. Motif Ekonomi
Apabila ekspansi suatu perusahaan didasarkan pada pertimbangan untuk memperbesar atau menstabilisir laba yang diperoleh. Hal ini terjadi misalnya karena semakin besarnya permintaan terhadap produk atau jasa yang diprodusir oleh suatu perusahaan. Makin luasnya pasar bagi produksinya untuk mengimbangi tambahan permintaan atau tambahan luasnya pasar bagi produknya. Makin besarnya jumlah produksi yang dapat dijual, berarti semakin besar kemungkinan untuk mendapatkan laba yang lebih besar, sehingga dengan demikian setiap pimpinan perusahaan mempunyai harapan dan keinginan untuk dapat selalu mengembangkan dan meluaskan perusahaanya.
1. Motif Psychologis
Yaitu ekspansi yang didasarkan pada “personal ambition” dari pemilik atau pimpinan perusahaan untuk memperoleh “prestige” dan “kekuasaan” yang lebih besar.
Dengan demikian bahwa ekspansi merupakan suatu bentuk perluasan usaha baik dalam meningkatkan komponen aktiva lancar, aktiva tetap atau lainnya guna sebagi motif yang meningkatkan nilai ekonomi maupun personal ambition dari pimpinan perusahaan untuk mencapai tujuan.
*Bentuk Ekspansi*
Bentuk- bentul ekspansi bisnis antara lain :
1. Join Venture
Join venture adalah Kerja sama dua pihak atau lebih dalam bidang bisnisuntuk membentuk sebuah perusahaan baru, dua pihak tersebut boleh sama-sama dari dalam negeri maupun pihak dalam negeri dan luar negeri.
· Alasan Pembentukan Ekspansi Bisnis Joint Venture yakni :
Alasan internal
1. Membangun kekuatan perusahaan
2. Menyebarkan biaya dan risiko
3. Menambah akses ke sumber daya keuangan
4. Skala ekonomi dan keuntungan kekuatan
5. Akses ke teknologi dan pelanggan baru
6. Akses ke praktek manajer inovatif
Alasan internal
1. Membangun kekuatan perusahaan
2. Menyebarkan biaya dan risiko
3. Menambah akses ke sumber daya keuangan
4. Skala ekonomi dan keuntungan kekuatan
5. Akses ke teknologi dan pelanggan baru
6. Akses ke praktek manajer inovatif
*Arah Ekspansi*
Arah ekspansi ekonomi harus berfokus pada penciptaan tenaga kerja, usaha-usaha konkret dan langsung, mengurangi angka kemiskinan, meningkatkan daya saing untuk investasi dan ekspor, serta mengakselerasi fungsi intermediasi perbankan komersial.
Merangkum dan diambil dari berbagai sumber :)
Arah ekspansi ekonomi harus berfokus pada penciptaan tenaga kerja, usaha-usaha konkret dan langsung, mengurangi angka kemiskinan, meningkatkan daya saing untuk investasi dan ekspor, serta mengakselerasi fungsi intermediasi perbankan komersial.
Merangkum dan diambil dari berbagai sumber :)
Peran Badan Usaha dalam Perekonomian Indonesia
Badan usaha dalam kehidupan perekonomian sangat besar peranannya, bahkan merupakan penggerak perekonomian bangsa. Beberapa peran badan usaha dan perusahaan dalam menggerakkan dan menunjang perekonomian nasional, di antaranya sebagai berikut.
1.Sebagai produsen barang dan jasa yang dibutuhkan masyarakat
Badan usaha dan perusahaan yang menghasilkan barang dan jasa, sangat berperan dalam memenuhi semua kebutuhan masyarakat.
2.Sebagai sumber penghasilan atau pendapatan masyarakat
Badan usaha dan perusahaan adalah wadah yang dijadikan sebagai mata pencaharian bagi masyarakat sehingga merupakan sumber penghasilan atau pendapatan bagi masyarakat.
3.Sebagai penyedia lapangan pekerjaan serta pendukung dan penunjang pendidikan
Badan usaha dan perusahaan selalu membutuhkan tenaga kerja sehingga akan mengurangi pengangguran. Selain itu dapat pula mendukung dan menunjang pendidikan dengan cara memberikan bantuan pendidikan berupa bea siswa kepada pelajar maupun mahasiswa.
4.Sebagai sumber pendapatan negara
Badan usaha dan perusahaan yang memperoleh laba akan menjadi salah satu sumber pendapatan negara. Melalui usaha-usaha yang dilakukannya, akan banyak sekali barang dan jasa yang dihasilkan sehingga menambah produksi nasional. Produksi nasional yang meningkat akan membuka kesempatan kerja, yang berarti menyerap banyak tenaga kerja sehingga akhirnya mampu menambah pendapatan negara dan membantu pemerintah memperlancar perekonomian nasional.
5.Sebagai agen pembangunan perekonomian nasional
Badan usaha dan perusahaan yang menanamkan modalnya dari beberapa bidang usaha akan memberikan peluang untuk membangun perekonomian nasional. Semakin banyak badan usaha dan perusahaan yang melakukan kegiatan usaha, semakin besar kemungkinan untuk membangun perekonomian negara.
Langganan:
Postingan (Atom)