Wartawarga

Sabtu, 31 Januari 2015

Perilaku konsumen dan teori tingkahlaku konsumen



A. Perilaku Konsumen


Dalam kegiatan perekonomian teori perilaku konsumen menerangkan tentang perilaku konsumen atau pembeli dalam mengalokasikan pendapatannya. Konsumen menggunakan pendapatannya untuk mengonsumsi suatu barang atau jasa bedasarkan besarnya kepuasan dari suatu barang tersebut.


1.Pengertian konsumsi

Dalam pengertian ilmu ekonomi, konsumsi ialah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan faedah suatu benda (barang dan jasa) dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Namun demikian, kita harus berhati-hati dalam menentukan apakah suatu kegiatan dalam menggunakan suatu benda tersebut termasuk ke dalam lingkup konsumsi atau tidak.

Dengan kata lain konsumsi secara umum dapat diartikan sebagai kegiatan memakai,menggunakan,atau memanfaatkan barang atau jasa.


2.Tujuan konsumsi

Konsumsi secara umum bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau untuk memperoleh kepuasan setinggi-tingginya dan mencapai tingkat kemakmuran.


3.Teori tingkah laku konsumen

Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan,yaitu pendekatan nilai guna (utility) cardinal dan pendekatan nilai guna ordinal.

a.Pendekatan Nilai Guna (Utility) Kardinal

Disebut juga sebagai pendekatan marginal utility.Pendekatan ini didasarkan pada asumsi bahwa tingkat kepuasan yang diperoleh konsumen dalam mengonsumsi suatu barang diukur secara kuantitatif dengan satuan tertentu. Semakin besar jumlah barang yang dikonsumsi semakin besar pula tingkat kepuasan konsumen.

Nilai guna (utility) diartikan sebagai kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengonsumsi barang dan jasa. 

Dalam membahas mengenai nilai guna, perlu dibedakan antara dua pengertian, yaitu nilai guna total dan nilai guna marginal. 

Nilai guna total adalah jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengonsumsikan sejumlah barang tertentu. 

Nilai guna marginal adalah pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai akibat dari pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu.

Teori harga dan nilai yang didasarkan pada prinsip puas dan tidak puas disebut sebagai teori marginal utility dikemukakan oleh Gossen mengemukakan dua prinsip pokok analisis teori marginal utility yang dikenal dengan hukum Gossen I dan hukum Gossen II.

Hukum Gossen I dikenal sebagai the law of diminishing marginal utility (hukum tambahan kepuasan yang semakin menurun) yang menyatakan bahwa “Jika jumlah barang yang dikonsumsi dalam jangka waktu tertentu terus ditambah, maka kepuasan total yang diperoleh juga bertambah. Akan tetapi, kepuasan marginal akan semakin berkurang. Bahkan bila konsumsi terus dilakukan pada akhirnya tambahan kepuasan yang diperoleh akan menjadi negative dan kepuasan total menjadi berkurang.” Konsumen akan berusaha menikmati barang atau jasa yang ia konsumsi sampai puas. Setelah kepuasan dari mengonsumsi barang atau jasa berlangsung terus-menerus akhirnya kepuasan itu akan sampai pada tingkat kejenuhan. 

Hukum Gossen I membatasi jumlah objek konsumsi hanya terdiri atas satu jenis barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Masalah tersebut dirumuskan dalam Hukum Gossen II yang berbunyi:
“Seseorang konsumen akan membagi-bagi pengeluaran uangnya untuk membeli berbagai macam barang sedemikian rupa hingga kebutuhan-kebutuhannya terpenuhi secara seimbang.”

b. Pendekatan Nilai Guna Ordinal

Pendekatan nilai guna ordinal digunakan karena pendekatan nilai guna cardinal memiliki beberapa kelemahan, antara lain karena pendekatan cardinal bersifat sibjektif dalam penentuan nilai guna total dan nilai guna marginal.

Kepuasan adalah sesuatu hal yang tidak mudah untuk diukur. Untuk mewujudkan prinsip pemaksiamalan kepuasan seorang konsumen dalam mengonsumsi suatu barang dengan pendapatan yang terbatas perlu adanya suatu analisis yang dikenal sebagai analisis kurva kepuasan sama. Yang meliputi dua macam kurva, yaitu kurva kepuasan sama itu sendiri dan kurva anggaran pengeluaran.

Kurva Kepuasan sama merupakan suatu kurva yang menggambarkan berbagai gabungan barang-barang yang akan memberikan kepuasan yang sama besarnya kepada konsumen. Misalnya, barang yang akan dikonsumsi orang adalah makanan dan pakaian. Konsumen memiliki kebebasan untuk menentukan kombinasi barang yang akan dikonsumsinya. 


Terimakasih atas perhatiannya:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar