Wartawarga

Selasa, 06 Januari 2015

dongeng sang pencipta nyawa



                Empat sekawan, lelaki semua, pernah hidup rukun, kemana-mana bersama, dan punya kepintaran yang berbeda-beda. Akan tetapi salah seorang diantaranya kurang suka belajar disbanding yang lainnya.
                Pada suatu hari, mereka berbincang-bincang. Salah seorang diantaranya menyatakan bahwa mereka bertiga ingin pergi jauh. Yakni untuk belajar keluar negeri. Ia menjanjikan, sepulang nanti akan membagikan ilmunya.
                ‘’karena kami  bertiga punya kepintaran masing-masing ,maka tidak perlu dkhawatirkan. Bahkan nasibmu nantinya kami yang menanggung.’’kata yang tertua.’’
                .’’ya biarlah ia tunggu dirumah saja. Tak ada sesuatu pun yang akan kita peroleh darinya.’’ Sambung satunya yang lebih muda.
                Akan tetapi, yang ketiga berpendapat lain. Ia berkata, ‘’aku  piker itu tidak bijaksana. Memang betul iya kurang bermanfaat buat kita. Tetapi, bukan kah ia sahabat kita sejak masih bocah ? nah, kita sebaiknya mengajaknya juga.’’
                Berdasarkan usul teman ketiga inilah maka mereka sejenak berunding, akhirnya merekapun sepakat untuk mengajaknya ikut serta.
                Hari berikutnya ia berangkat. Masuk desa keluuar desa. Naik gunung turun gunung. Keluar masuk hutan berhari-hari. Pada hari kelimanya, mereka masuk hutan lagi, yang teramat gelap dan sunyi. Namun tiba-tiba mereka menemukan sesuatu yang tergeletak di tanah. Ternyata itu adalah kerangka seekor singa.
                Salah seorang dari mereka segera berucap,’’ sekaranglah waktunya menguji kepintaran kita. Ini adalah kerangka seekor singa. Siapa diantara kita yang sanggup menghidupkannya kembali?’’
                Nanti dulu. Bagai manapun kita harus susun kembali dulu. Untuk ini, akulah ahlinya,’’lanjut yang kedua.
                Lalu yang ketigapun menimpalinya ,’’ akulah yang mempunyai kepintaran menciptakan nyawa.’’
                Akan tetapi yang keempat, yang tadinya tidak akan diajak, segera menyela, ‘’jangan, jangan ! ia adalah seekor singa !’’
                ‘’tidak mengapa,’’sahut yang ketiga.’’ Nanti aku yang mengurusnya.’’
‘’baiklah kalau begitu,’’ katanya lagi sambil ia memanjat pohon didekatnya tinggi-tinggi.
                Sebentar kemudian terjadilah terjadi sesuatu yang sangat menakjubkan sekaligus mengerikan. Kerangka itu tiba-tiba saja lenyap, dan berubah menjadi seekor singa besar, yang langsung mengaum menggetarkan alam sekitarnya.
                Tidak bisa ditawar lagi, singa itu langsung menerkam satu persatu kawanan itu. Tetapi singa itu tidak memakannya. Hanya mengigit saja leher masing-masing hingga berdarah dan akhirnya mati.

                Orang keempat itu segera turun , setelah dilihatnya si singa kembali masuk kehutan . ia merasa sedih sekali . tetapi ia juga menyesal , mengapa ketiga temannya telah menjadi korban kebodohannya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar