1. Tujuan Perusahaan
Memaksimumkan keuntungan dalam teori ekonomi, pemisalan terpenting dalam menganalisis kegiatan perusahaan adalah “mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada tingkat dimana keuntungan mereka mencapai jumlah yang maksimum”. Berdasarkan kepada pemisalan ini dapat ditunjukan pada tingkat kapasitas memproduksi yang bagaimana perusahaan akan menjalankan kegiatan usahanya.
Dalam praktek, pemaksimuman keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan perusahaan. Ada perusahaan yang menekankan kepada volume penjualan dan ada pula yang memasukan pertimbangan politik dalam menentukan tingkat produksi yang akan dicapai. Ada pula perusahaan yang lebih menekankan kepada usaha untuk mengabdi kepentingan masyarakat dan kurang memperhatikan tujuan mencari keuntungan yang maksimum.
2. Pengertian Produksi Menurut Ahli
A. Menurut Magfuri adalah mengubah barang agar mempunyai kegunaan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Jadi produksi merupakan segala kegiatan untuk menciptakan atau menambah guna atas suatu benda yang ditunjukkan untuk memuaskan orang lain melalui pertukaran (Magfuri, 1987 : 72).
B. Menurut Ace Partadireja setiap proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa dinamai proses produksi karena proses produksi mempunyai landasan teknis yang dalam teori ekonomi disebut fungsi produksi (Ace Partadireja, 1987 : 21).
C. Dr. Muhammad Rawwas Qalahji memberikan padangan kata “produksi” dalam bahasa Arab dengan kata al-intaj yang secara harfiyah dimaknai dengan ijadu sil’atin (mewujudkan atau mengadakan sesuatu) atau khidmatu mu’ayyanatin bi istikhdami muzayyajin min ‘anashir al-intaj dhamina itharu zamanin muhaddadin (pelayanan jasa yang jelas dengan menuntut adanya bantuan pengabungan unsur-unsur produksi yang terbingkai dalam waktu yang terbatas).
Jadi dapat disimpulkan pengertian produksi adalah usaha untuk menciptakan /menambah nilai ekonomi suatu benda dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
3. The Law Of Diminishing Return (Hukum hasil yang menurun)
Dalam ekonomi, hasil yang semakin menurun ( juga disebut sebagai hasil tambahan yang semakin menurun ) merujuk pada bagaimana nilai penambahan produksi dari sebuah faktor produksi mulai mengalami penurunan, saat faktor produksi tersebut meningkat, berlawanan terhadap peningkatan yang seharusnya normal diharapkan.
Berdasarkan hubungan ini, dalam sebuah system produksi dengan input-input tetap dan variabel, ( seperti ukuran pabrik dan jumah tenaga kerja ), setiap tambahan unit faktor produksi variabel (yaitu, orang-jam) menghasilkan peningkatan yang semakin mengecil pada output, yang berarti juga mengurangi produktivitas setiap pekerja. Sebaliknya, memproduksi satu unit output membutuhkan biaya yang lebih besar (karena jumlah input variabel utama yang digunakan, pengaruhnya sangat kecil).
Konsep ini juga dikenal sebagai Hukum Hasil Tambahan Yang Semakin Menurun atau Hukum Peningkatan Biaya Relatif.
CONTOH:
sebuah pabrik yang memiliki jumlah modal yang tetap, atau peralatan dan mesin, dan penawaran variable tenaga kerja. Saat perusahaan meningkatkan jumlah pekerja, hasil total perusahaan meningkat namun, jumlah peningkatannya selalu menurun. Hal ini disebabkan, setelah titik tertentu, pabrk menjadi terlalu sesak dan pekerja mulai mengantri untuk menggunakan mesin-mesin. Solusi jangka panjang bagi masalah ini adalah meningkatkan modal tetap perusahaan, seperti membeli mesin-mesin baru dan membangun lebih banyak pabrik.
4. Siklus Tahap-tahap Produksi
Tiga tahap produksi:
Tahap I (stage I), sampai pada saat AP maksimum.Pada tahap I, penambahan tenaga kerja akan meningkatkan produksi total maupun produksi rata-rata. Karena itu hasil yang diperoleh dari tenaga kerja masih jauh lebih besar dari tambahan upah yang harus dibayarkan. Perusahaan rugi jika berhenti produksi pada tahap ini ( slope kurva TP meningkat tajam).
Tahap II (stage II), antara AP maksimum sampai saat MP sama dengan nol. Pada tahap II, karena berlakunya LDR, baik produksi marjinal maupun produksi rata-rata mengalami penurunan. Namun demikian nilai keduanya masih positif. Penambahan tenaga kerja akan tetap menambah produksi total sampai mencapai nilai maksimum (slope kurva TP datar sejajar dengan sumbu horizontal).
Tahap III (stage III), saat MP sudah bernilai < nol (negatif).Pada tahap III, perusahaan tidak mungkin melanjutkan produksi, karena pertambahan tenaga kerja justru menurunkan produksi total. Perusahaan akan mengalami kerugian (slope kurva TP negatif).
5. Analisis Produksi dalam Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Ø Dimensi jangka pendek (short run) yaitu jangka waktu ketika input variabel dapat disesuaikan, namun input tetap tidak dapat disesuaikan.
Ø Dimensi jangka panjang (long run) merupakan satu waktu di mana seluruh input variabel maupun tetap yang digunakan perusahaan dapat diubah.
6. Model Produksi dengan Satu Faktor Produksi Variabel
Dalam model produksi satu faktor produksi variabel, barang modal dianggap faktor produksi tetap. Keputusan produksi ditentukan berdasarkan alokasi efisiensi tenaga kerja.
Rumus : Q = f (K,L)
Q = tingkat output
K = barang modal
L = tenaga kerja / buruh
v Produksi total, produksi marjinal, dan produksi rata-rata.
5. Analisis Produksi dalam Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Ø Dimensi jangka pendek (short run) yaitu jangka waktu ketika input variabel dapat disesuaikan, namun input tetap tidak dapat disesuaikan.
Ø Dimensi jangka panjang (long run) merupakan satu waktu di mana seluruh input variabel maupun tetap yang digunakan perusahaan dapat diubah.
6. Model Produksi dengan Satu Faktor Produksi Variabel
Dalam model produksi satu faktor produksi variabel, barang modal dianggap faktor produksi tetap. Keputusan produksi ditentukan berdasarkan alokasi efisiensi tenaga kerja.
Rumus : Q = f (K,L)
Q = tingkat output
K = barang modal
L = tenaga kerja / buruh
v Produksi total, produksi marjinal, dan produksi rata-rata.
a. Produksi total (total product) adalah banyaknya produksi yang dihasilkan dari penggunaan total faktor produksi.
Rumus : TP = f (K,L)
TP = produksi total
K = barang modal (yang di anggap konstan)
L = tenaga kerja/buruh
b. Produksi marjinal (marginal product) adalah tambahan produksi karena penambahan penggunaan satu unit faktor produksi.
c. Produksi rata-rata (average product) adalah rata-rata output yang dihasilkan per unit faktor produksi.
7. Model Produksi dengan Dua Faktor Produksi Variabel
Dalam studi ekonomi yang lebih lanjut, pembahasan alokasi faktor-faktor produksi (lebih dari dua macam faktor produksi) secara efisien akan menggunakan model ekonometrika. Dalam model produksi dua faktor produksi variabel ini, analisis cukup manggunakan penjelasan grafis dan matematika sederhana.
8. Kurva produksi sama (isoquant)
Isokuan adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi variabel secara efisien dengan tingkat teknologi tertentu yang menghasilkan tingkat produksi yang sama
Isoquant menunjukan kombinasi dua macam input yang berbeda yang menghasilkan output yang sama.
Ciri-ciri isoquant :
1. Mempunyai kemiringan negatif.
2. Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi jumlah output.
3. Isoquant tidak pernah berpotongan dengan isoquant yang lainnya.
4. Isoquant cembung ke titik origin.
9. kurva biaya sama (isocost)
Isoquant menunjukan kombinasi dua macam input yang berbeda yang menghasilkan output yang sama.
Ciri-ciri isoquant :
1. Mempunyai kemiringan negatif.
2. Semakin ke kanan kedudukan isoquant menunjukkan semakin tinggi jumlah output.
3. Isoquant tidak pernah berpotongan dengan isoquant yang lainnya.
4. Isoquant cembung ke titik origin.
9. kurva biaya sama (isocost)
Kurva anggaran produksi (isocost) adalah kurva yang menggambarkan berbagai kombinasi penggunaan dua macam faktor produksi yang memerlukan biaya yang sama.jika harga actor produksi tenaga adalah upah(w)dan harga faktor produksi barang modal adalah sewa (r) maka kurva isocost (I) adalah :
I = rK + wL
Sudut kemiringan kura isocost adalah rasio harga kedua faktor produksi.jika terjadi perubahan hargafaktor produksi,kurva 1 berotasi.jika yang berubah adalah kemampuan anggaran,kurva isocost bergeser sejajar.
Menunjukkan semua kombinasi dua macam input yang dibeli perusahaan dengan pengeluaran total dan harga faktor produksi tertentu.
10. Keseimbangan Produsen
Keseimbangan produsen terjadi ketika kurva 1 bersinggungan dengan kurva Q.dititik persinggungan itu kombinasi penggunaan kedua faktor produksi akan memberikan hasil output yang maksimum.keseimbangan dapat berubah karena perubahan kemampuan anggaran maupun harga faktor produksi.analisis perubahan keseimbangan produsen analogis dengan analisis perilaku konsumen.
Perubahan jumlah faktor produksi yang digunakan merupakan interaksi kekuatan efek subtitusi(substitution effect)dan efek skala produksi (output effect)karena itu produsen juga mengenal faktor produksi interior,yaitu faktor produksi yang penggunaannya justru menurun bila kemampuan anggaran perusahaan meningkat (kemampuan memproduksi meningkat).
Dalam mencapai keseimbangannya produsen selalu berdasarkan prinsip efisiensi,yaitu maksimal output (output maximalization) atauminimaliz biaya (cost minimalization).prinsip maksimalisasi output menyatakan bahwa dengan anggaran yang sudah ditentukan,dicapai out put maksimum prinsip minimalisasi biaya menyatakan target output yang sudah ditetapkan harus dicapai dengan biaya minimum.
Keputusan maksimalisasi output atau minimalisasi faktor produksi sangat tegantung pada tujuan atau misi yang diemban perusahaan atau lembaga.tetapi lembaga-lembaga yang tidak berorientasi laba maksimum (nir laba atau non profit)seperti lembaga-lembaga swadaya masyarakat,menggunakan prinsip minimalisasi biaya.
11. Biaya Ekonomis
Biaya ekonomis adalah besarnya pengorbanan atas barang alternatif yang hilang dan tidak dapat diproduksi. Bila karyawan pabrik konveksi bekerja memproduksi baju maka pada waktu yang sama karyawan tersebut tidak dapat memproduksi celana. Biaya ekonomis dibagi menjadi dua yaitu biaya eksplisit dan biaya implisit. Biaya eksplisit berupa pembayaran-pembayaran perusahaan untuk menyewa tenaga kerja, mesin-mesin, jasa transportasi dan membeli bahan baku. Sedangkan biaya implisit merupakan biaya faktor produksi milik sendiri, seperti modal sendiri yang dipakai hingga tidak perlu membayar bunga modal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar